watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PULAU BALI PULAU BERCINTA

Hello semua pembaca Rumah Seks. Ini untuk
pertama kalinya aku menuliskan pengalaman
pribadiku berhubungan seks dengan seorang
gadis, jadi maaf yah kalau bahasanya agak
kacau. Panggil saja aku Rot, dan teman 'mainku'
adalah si Inna, yang ternyata jauh lebih
berpengalaman. Perkenalanku dengan Inna
bukan melalui sesuatu perkenalan yang wajar
melainkan lewat chatting. Yah, sepertinya sudah
biasa tapi inilah yang kualami. Aku saat ini masih
kuliah di sebuah PTN di Bali dan Inna kuliah di
sebuah PTS di bilangan Pondok Labu Jakarta.
Lewat chatt dan email, kami saling mengenal
kemudian berlanjut telepon-teleponan. Awalnya
dia yang telepon, bukan aku karena
bagaimanapun aku anak kost yang tidak begitu
mampu menghabiskan uang untuk sekedar
telepon. Belakangan aku tahu, si Inna bisa sering
meneleponku karena dia bekerja juga di wartel
yang memungkinkan untuk itu. Kemudian begitu
sering kami kontak lewat telepon itu tak terasa
keakraban muncul diantara kami.
Salah satu syarat menyelesaikan studi di
kampusku, aku harus menempuh apa yang
namanya study comparasi atau study
perbandingan ke berbagai universitas lain. Salah
satu tempat fakultas kami mengadakan SC
adalah beberapa perguruan tinggi yang ada di
Jakarta. Klop rasanya karena aku akan punya
kesempatan bertemu dengan si Inna.
Beberapa hari di Jakarta, aku bersama
rombongan mwngunjungi berbagai universitas
yanga ada di Jakarta. Sebenarnya sih kalau dipikir
nggak jauh beda, tapi namanya kurikulum
kadang merepotkan. Dan tak lupa agendaku
mampir ke tempat Inna itu kupergunakan pada
hari terakhir kunjunganku karena kami diberi
kebebasan untuk menghabiskan waktu luang itu.
Kesan pertamaku, anaknya manis, walau agak
gemuk. Bersamanya, kami keliling ke berbagai
tempat di Jakarta yang menarik dikunjungi
seperti Senayan dan tempat lainnya. Memang
sih, sudah biasa karena di Bali pun tempat
hiburan tak kurang hebohnya dibanding di
Jakarta.
Malam itu, yang kebetulan malam minggu. Inna
mengajakku ke Senayan sekadar untuk melepas
kepenatan. Setelah capek keliling-keliling, kami
putuskan untuk istirahat sambil berbincang hal-
hal yang kami sebelumnya telah bicarakan di
chatting. Tak terasa waktu bergerak demikian
cepat dan malam telah begitu larut. Aku merasa
tidak enak karena bagaimanapun si Inna harus
pulang kemalaman dan aku tak tahu bagaimana
mengantarnya, wong ke Jakarta saja baru sekali
ini kok. Tapi tampaknya si Inna santai saja dan
perbincangan kami sampai pada hal-hal yang
sensual, dan sebuah pengakuannya kemudian
membuatku sedikit terkejut dan tersenyum-
senyum sendiri. Ketika kutanya
keperawanannya, dengan santai dia menjawab
tidak. Ternyata dia sudah tidak perawan lagi dan
hilangnya justru karena rasa ingin taunya soal
seks. Waduh, bego banget aku rasanya. Sampai
seumurku begini jangankan berhubungan seks,
pacaran saja nggak jelas arahnya.Agak grogi
rasanya, karena kemudian kuminta kepadanya
untuk melayaniku. Dengan kata lain
mengajaknya bercinta. He.. he.. he.. dasar bego,
aku nggak ngerti bagaimana memulainya dan itu
membuatnya tertawa.
"Kamu emang nggak pengalaman yah," katanya
sambil ketawa menggodaku.
"Kok bisa sich, umurmu sudah 24, masa yang
begituan nggak pernah?" tambahnya seperti
menyindirku.
"Ya, aku emang nggak pengalaman." Sampai
lama jawaban iya itu tidak muncul darinya
sampai akhirnya dia bilang, "Rott.. jangan
sekarang deh. Aku nggak mood nich. Nanti deh
semingu lagi aku mau refresing ke Bali. Di sana
aja yah kita begituan.." katanya lembut. "Dan aku
mau kita melakukannya di tepi pantai yang indah
di Bali sana. Kamu pasti tahu tempat yang
menarik kan?" tambahnya. Dan malam itu kami
tidak melakukan apapun, kecuali pada akhirnya
aku memberanikan diri menciumnya di satu
tempat yang agak sepi. Malam itu kemudian
berlalu dengan tanpa terasa, tapi di kepalaku
sudah dipenuhi wajah si Inna dan bagaimana
memainkan seks, seks dan seks.
Sampai berhari-hari, setelah aku kembali ke Bali
pikiranku masih uring-uringan, karena merasa
bodoh dan bego. Masa anak cewek aja berani
begitu aku nggak. Sebagai pelarian, berkali-kali
aku ke kamar mandi. Bukannya mandi atau
boker, tapi Onani. Hi.. hi.. hi., kubayangkan
sedang bercinta dengan Inna dan mencoba
berbagai gaya yang pernah kutonton di VCD
Porno. Hampir setiap hari kubayangkan
tubuhnya itu. Tinggi 160 cm, agak gemuk walau
tidak gemuk-gemuk banget, dengan ukuran BH
yang (kata dia) berukuran 36B. Montok Banget.
Sampai satu ketika telepon di kost-ku berdering
dan itu ternyata dari si Inna yang mengabarkan
akan datang ke Bali. Ohh bahagianya aku..
bahwa hasratku akan kesampaian. Keesokan
harinya ia datang dengan senyum manisnya itu.
Kemudian aku bersamanya mencari hotel yang
agak murah di Daerah Diponegoro Denpasar.
Disana kami masih ngobrol mengenang obrolan
yang dulu-dulu di Jakarta sampai kubilang
tentang ajakannya dulu ke pantai. Ia hanya
senyum dan mengangguk. "Horree..
kesampaian juga nih," pikirku. Dan selama di
sana kami kemana-mana selalu berdua, makan,
dan juga jalan-jalan.
Malam itu kami memenuhi janji yang kami
ucapkan dulu, kami ke pantai Seminyak yang
memang kalau malam sepi sekali. Kami jalan-
jalan, menyusuri pantai itu dengan
bergandengan tangan dan berpelukan rapat. Tiba
di satu lokasi yang landai ia mengajakku berhenti
dan menyuruhku diam di sana. Aku hanya
menurut apa maunya, dan ia berjalan ke arah
tepi pantai dan di pantai itu, ia berdiri dan
perlahan-lahan melepas bajunya yang ketat, ini
memang hasratnya yang ingin flying naked on
the beach ia menarik tanganku perlahan dan
mendekapku. Aku jadi merasa bego, karena aku
rasanya diajari olehnya. Aku melumat bibirnya
perlahan dan melumatnya. Perlahan tanganku
pun beraksi meremas buah dadanya. Hmm,
kenyal banget.. dan tanpa sadar pakaianku
diperetelinya satu persatu. Alamak, kami berdua
bugil di pantai Seminyak yang sepi itu. Dia
memainkan tangannya di kemaluanku, rasanya
enak banget, ia meremas-remas, mengocok-
ngocoknya dan menuntunnya ke liang
senggamanya. Huah.. enak banget rasanya.
Kepala kemaluanku masuk perlahan-lahan dan
penuh. Inna senyum-senyum saja ketika aku
perlahan memainkan batang kejantananku di
dalam liang senggamanya tapi tiba-tiba aku ingin
keluar, payah baru juga nempel dan aku
ejakulasi dini di sana.
Aku agak malu, tapi gimana lagi, itu yang
pertama buatku. Inna bukannya marah, malah
tersenyum, "Payah loe Rot, jauh-jauh ke sini
masa elu lemes gini," katanya. Aku cuek aja.
Kami masih terlentang bugil di pantai itu. Dibilang
begitu, darah lelakiku mendidih. Enak aja kupikir,
akan kubuktikan aku mampu. Perlahan kembali
aku meremas dadanya, memuntirnya perlahan
dan mulutku mendekati mulutnya. Kami
berciuman lembut, sampai kemudian berubah
jadi beringas. Inna kembali memainkan
kejantananku, pelan-pelan dan aku (yang masih
bego ini) mengecup dan melumat semua buah
dadanya, kiri kanan bergantian, sampai akhirnya
mengeras kembali, tanganku yang tadinya pasif
kini perlahan mulai bergerak liar, aku meraba
liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu yang
lebat itu. Kemaluanku kembali dilumatnya dan
kini semakin mengeras. Posisi kami secara
alamiah berganti ala 69. Aku melumat liang
senggamanya dan ia mengisap kejantananku
dengan kerasnya. Aku bisa begini karena
keseringan nonton BF. He..he..he.. sampai aku
benar-benar tidak tahan ingin segera
memasukkan kejantananku ke liang
senggamanya.
"Inn.." bisikku padanya, "Aku masukin yah," dan
Inna dengan santai membuka lebar pahanya
hingga dengan mudahnya aku memasukkan
kejantananku ke liang senggamanya. Ini kedua
kalinya aku memasukkan kejantananku ke liang
senggama perempuan, ke kewanitaan Inna.
"Inn, kita terusin sampai pagi yah," pintaku.
Inna tidak menyahut, hanya mendesis, "Aahh..
ohh.." Mana suaranya keras lagi. "Wow.. Inna
merubah posisi, dia minta di atas. Dan ia mulai
berada di atasku dan aku meremas-remas buah
dadanya yang mengeras. "Oh yes Rott!" Otot
kewanitaannya tegang dan kendor. "Anak ini
pintar mengatur ototnya," pikirku. Dengan
santainya ia naik-turun di atas perutku sambil
sesekali memuntir-muntir pinggulnya. "Waa..
enak banget, rasanya seperti diurut-urut dengan
kekuatan yang lembut dan nikmaatt.." Lama
sekali sampai akhirnya gerakannya mulai tak
teratur, ia tersengal-sengal. Dan aku pun tidak
bergerak banyak. Hanya diam, dan sedikit
menggoyang-goyangkan pinggulnya, tanganku
terus merabanya. Sampai tak terasa kemudian
aku merasa ada getaran hebat, memburu ke
ujung kemaluanku. Aku yakin aku sebentar lagi
mulai klimaks. "Ahh.. enak banget rasanya, licin
dan memeknya berdenyut-denyut." Kembali aku
minta merubah posisi, walau rasanya sudah di
ubun-ubun, kupaksakan terus, aku kembali di
atas dan aku bergerak naik-turun, menekan
kejantananku dalam-dalam. Inna yang sejak tadi
senyum-senyum kini berubah mengerang dan
mendesah, "Aahh.. ohh.. enak banget,"
kukeluar-masukkan kejantananku dengan
leluasa. Dan kali ini aku kuat! itu yang penting.
Sampai setengah jam kami bercinta, dan
melawan udara dingin pantai yang menembus
tulang. Akhirnya aku benar-benar lemas, tidak
bisa ditahan lagi, "Inn.. aku mau keluarr.."
teriakku dan bersamaan kami mencapai
puncaknya. "Ohh puass rasanya.." dan Inna
tersenyum manis, "Rot, loe kuat juga yahh..
hehehe.. ampe hampir kalah gue.."
Malam itu kami akhiri dengan bercinta lagi, dan
menjelang subuh kami kembali ke hotel. Oh,
ternyata benar-benar nikmat bercinta dengan
wanita, hingga kini aku sulit untuk melupakan
kenikmatan saat aku bercinta dengan Inna.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/691
U-ON

inc Powered by Xtgem.com